Friday, April 24, 2020

Minggu Ketiga Paskah 2020: Don´t Worry, Be Happy....


Hari ini kita merayakan hari minggu ketiga masa Paskah 2020. Banyak di antara kita yang mungkin sudah lupa atau bahkan malas menghitung jumlah harinya berada dalam rumah karena sadar dan patuh akan himbauan pemerintah dan petugas medis agar bisa mengurangi sirkulasi vírus corona yang kini sudah menjalar hingga ke seluruh pelosok bumi.

Dalam kondisi seperti ini, banyak di antara kita yang mulai dan terus bertanya, hingga kapan semua ini akan berakhir ...? Atau, apa yang Tuhan ingin katakan pada kita dengan situasi seperti ini...? Apa yang Ia kehendaki dari kita sekarang ini...?

Dalam iklim ketakutan, ketidakpastian, stress dan seterusnya, hari ini kita kembali duduk bersama untuk merayakan hari minggu ketiga Paskah dalam doa yang dipandu oleh live streaming lewat media sosial (bila masih ada pulsa data yang cukup) atau TV. Ada pula yang tetap setia berkumpul sebagai keluarga tanpa bergantung pada panduan teknologi informasi, untuk bisa beribadah bersama. Semua kita terus berharap dan berdoa semoga situasi ini segera berakhir dan semua kita dilindungi dari ancaman vírus yang berbahaya ini.
Bacaan-bacaan yang kita dengar hari ini memberikan pesan yang sangat bermakna dan cocok dengan apa yang kita alami sekarang.
Bacaan injil hari ini menceritakan situasi internal para pengikut Kristus yang terus diliputi kesedihan yang mendalam setelah kematian Yesus, sang Guru. Mereka kehilangan pegangan dan arah hidup. Dua dari mereka bahkan nekat meninggalkan kebersamaan dalam rumah dan berangkat menuju Emaus. Kesedihan, ketidakpastian dan ketidakjelasan hidup, ketakutan dan putus asa membuat mereka tidak sempat mengenali Yesus yang hadir dan berjalan bersama mereka. Bahkan penjelasan Yesus yang mendetail tentang kenyataan yang terjadi itu dengan mengutip sabda dan pengalaman para Nabi dan kitab Taurat pun tak sanggup membuka pengertian mereka akan semua yang terjadi, meski hati mereka sendiri terasa berkobar-kobar ketika mendengar semua itu.

Saudara-saudariku. Pengalaman kedua pengikut Yesus ini boleh dibilang menggambarkan pengalaman harian kita saat ini. Ketidakpastian ke depan, kekalutan dalam menghadapi kesulitan dan persoalan hidup, kesedihan dan rasa putus asa sudah mulai merasuki kehidupan kebanyakan kita. Ada yang mungkin mulai malas berdoa dan bahkan mulai meragukan kehadiran dan karya Tuhan di antara kita lantaran situasi yang berkepanjangan ini.
Kepada kita semua yang bergulat dengan situasi hati yang seperti ini dihadapkan dengan kenyataan yang berat, pesan ketiga bacaan hari ini datang sebagai penyejuk hati. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia selalu hadir dan berjalan bersama kita, mendengarkan semua keluh kesah kita sekaligus menerangkan semua yang terjadi untuk membangkitkan semangat kita. Ia mengundang kita untuk kembali dan mendekatkan diri dengan SabdaNya untuk memahami semua yang terjadi. Ia memanggil kita untuk duduk dan bersantap bersama. Kita diminta untuk kembali ke akar persaudaraan (keluarga) untuk saling menguatkan dan meneguhkan. Ia selalu hadir dan berada bersama kita, dan terus menunjukkan jalan-jalanNya, seperti kata Pemazmur hari ini. Satu hal yang pasti, bersama Tuhan, kebahagiaan yang mendalam adalah jaminannya.
Kesanggupan memahami kebesaran Tuhan di jalan hidup ini dengan sendirinya harus membawa kita kembali kepada tujuan utama panggilan hidup kita: bermisi. Kita diminta kembali bersatu dengan keluarga: menerima dan menghadapi semua kesulitan dan kekurangannya dengan hati yang terbuka,  dan sekaligus untuk membantu membantu mencarikan solusi untuk meringankan dan mengatasi semua itu. Kesulitan, persoalan dan masalah harus menjadi moment yang tepat untuk menemukan kebesaran dan kehadiran Tuhan. Pengalaman akan akan kasih dan kebesaran Tuhan ini tentunya harus membawa kita untuk berbagi, baik kepada keluarga dekat seperti dikisahkan dalam injil, maupun kepada orang lain di luar lingkaran kita, seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul dalam bacaan pertama dan Surat Pertama Santu Petrus dalam bacaan kedua. Petrus dan para murid yang lain dengan berani dan penuh keyakinan membagikan keyakinan iman mereka kepada masyarakat di tempat umum sekaligus mengundang mereka untuk tidak hanya percaya kepada Yesus yang telah disalibkan dan wafat namun bangkit itu. Lebih dari itu, mereka diminta untuk mengambil bagian dalam karya pewartaan kabar gembira itu kepada orang lain. 
Saudara dan saudariku, Iman dan keyakinan kita akan Tuhan saat ini memang sedang dicoba. Situasi yang menantang seperti saat ini tidak harus membuat iman kita goyah atau sampai membawa kita untuk menjadi takut, putus asa, atau kehilangan pegangan. Inilah saat yang tepat dimana kita menunjukkan bahwa kita memiliki seorang Tuhan yang Mahapengasih dan penuh perhatian dengan umatNya. Inilah saat dimana doa dan kurban kita menjadi kesempatan untuk mempererat kebersamaan dan ikatan kekeluargaan kita. Inilah saatnya kita bersaksi tentang iman dan harap yang teguh kepada Tuhan secara nyata.
Ia selalu ada bersama kita. Ia menyertai Kita. Amin.
Don´t worry.... Be Happy..... He is with us.....