
Dalam kondisi seperti ini, banyak di antara kita yang mulai dan terus bertanya, hingga kapan semua ini akan berakhir ...? Atau, apa yang
Tuhan ingin katakan pada kita dengan situasi seperti ini...? Apa yang Ia kehendaki dari kita sekarang ini...?
Dalam iklim ketakutan,
ketidakpastian, stress dan seterusnya, hari ini kita kembali duduk bersama untuk merayakan hari minggu ketiga Paskah dalam doa yang dipandu oleh live streaming lewat media sosial (bila masih ada pulsa data yang
cukup) atau TV. Ada pula yang tetap setia berkumpul sebagai keluarga tanpa bergantung
pada panduan teknologi informasi, untuk bisa beribadah bersama. Semua kita
terus berharap dan berdoa semoga situasi ini segera berakhir dan semua kita
dilindungi dari ancaman vírus yang berbahaya ini.
Bacaan-bacaan yang kita dengar
hari ini memberikan pesan yang sangat bermakna dan cocok dengan apa yang kita alami sekarang.
Bacaan injil hari ini
menceritakan situasi internal para pengikut Kristus yang terus diliputi
kesedihan yang mendalam setelah kematian Yesus, sang Guru. Mereka kehilangan
pegangan dan arah hidup. Dua dari mereka bahkan nekat meninggalkan kebersamaan dalam
rumah dan berangkat menuju Emaus. Kesedihan, ketidakpastian dan ketidakjelasan
hidup, ketakutan dan putus asa membuat mereka tidak sempat mengenali Yesus yang
hadir dan berjalan bersama mereka. Bahkan penjelasan Yesus yang mendetail
tentang kenyataan yang terjadi itu dengan mengutip sabda dan pengalaman para Nabi
dan kitab Taurat pun tak sanggup membuka pengertian mereka akan semua yang
terjadi, meski hati mereka sendiri terasa berkobar-kobar ketika mendengar semua itu.
Saudara-saudariku. Pengalaman
kedua pengikut Yesus ini boleh dibilang menggambarkan pengalaman harian kita
saat ini. Ketidakpastian ke depan, kekalutan dalam menghadapi kesulitan dan
persoalan hidup, kesedihan dan rasa putus asa sudah mulai merasuki kehidupan kebanyakan kita. Ada yang mungkin mulai malas berdoa dan bahkan
mulai meragukan kehadiran dan karya Tuhan di antara kita lantaran situasi yang
berkepanjangan ini.
Kepada kita semua yang bergulat dengan situasi hati yang seperti ini dihadapkan dengan kenyataan yang berat, pesan ketiga bacaan hari ini datang sebagai penyejuk hati. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia selalu hadir dan berjalan
bersama kita, mendengarkan semua keluh kesah kita sekaligus menerangkan semua
yang terjadi untuk membangkitkan semangat kita. Ia mengundang kita untuk
kembali dan mendekatkan diri dengan SabdaNya untuk memahami semua yang terjadi.
Ia memanggil kita untuk duduk dan bersantap bersama. Kita diminta untuk kembali
ke akar persaudaraan (keluarga) untuk saling menguatkan dan meneguhkan. Ia
selalu hadir dan berada bersama kita, dan terus menunjukkan jalan-jalanNya,
seperti kata Pemazmur hari ini. Satu hal yang pasti, bersama Tuhan, kebahagiaan
yang mendalam adalah jaminannya.
Kesanggupan memahami kebesaran
Tuhan di jalan hidup ini dengan sendirinya harus membawa kita kembali kepada
tujuan utama panggilan hidup kita: bermisi. Kita diminta kembali bersatu dengan
keluarga: menerima dan menghadapi semua kesulitan dan kekurangannya dengan hati yang terbuka, dan sekaligus untuk membantu membantu mencarikan solusi untuk meringankan dan mengatasi semua itu. Kesulitan,
persoalan dan masalah harus menjadi moment yang tepat untuk menemukan kebesaran
dan kehadiran Tuhan. Pengalaman akan akan kasih dan kebesaran Tuhan ini tentunya harus
membawa kita untuk berbagi, baik kepada keluarga dekat seperti dikisahkan dalam
injil, maupun kepada orang lain di luar lingkaran kita, seperti yang
diceritakan dalam Kisah Para Rasul dalam bacaan pertama dan Surat Pertama Santu
Petrus dalam bacaan kedua. Petrus dan para murid yang lain dengan berani dan
penuh keyakinan membagikan keyakinan iman mereka kepada masyarakat di tempat
umum sekaligus mengundang mereka untuk tidak hanya percaya kepada Yesus yang telah
disalibkan dan wafat namun bangkit itu. Lebih dari itu, mereka diminta
untuk mengambil bagian dalam karya pewartaan kabar gembira itu kepada orang
lain.
Saudara dan saudariku, Iman
dan keyakinan kita akan Tuhan saat ini memang sedang dicoba. Situasi yang
menantang seperti saat ini tidak harus membuat iman kita goyah atau sampai
membawa kita untuk menjadi takut, putus asa, atau kehilangan pegangan. Inilah
saat yang tepat dimana kita menunjukkan bahwa kita memiliki seorang Tuhan yang
Mahapengasih dan penuh perhatian dengan umatNya. Inilah saat dimana doa dan
kurban kita menjadi kesempatan untuk mempererat kebersamaan dan ikatan kekeluargaan kita. Inilah saatnya kita bersaksi
tentang iman dan harap yang teguh kepada Tuhan secara nyata.
Ia selalu ada bersama
kita. Ia menyertai Kita. Amin.
Don´t worry.... Be Happy..... He is with us.....
Pictures are taken from http://www.freebibleimages.org/illustrations/disciples-emmaus/