Tuhanlah gembalaKu...
Lantunan pemazmur yang kita
daraskan hari ini menyimpulkan secara mendalam makna pesan spiritual dari
bacaan-bacaan hari minggu keempat dalam masa Paskah. Pesan ini lantas memberikan
pada kita landasan yang utama untuk memahami secara lebih luas panggilan hidup
kita di hari minggu Panggilan ini.
Tuhan tak pernah tidur atau
tidak pernah lepas kendali dari kehidupan kita dalam situasi apapun dalam hidup
kita. Inilah ungkapan keyakinan yang tersirat dalam nyanyian mazmur tanggapan ini.
Dalam bacaan Injil, Penginjil Yohanes secara jelas mengetengahkan kepada kita
gambaran profil seorang pemimpin yang sejati, yang penuh tanggung jawab dan
dedikasi akan tugas dan perannya. Yesus, dalam pewartaanNya memperkenalkan diri
sebagai seorang gembala yang sejati yang memiliki kedekatan yang intim dengan
gembalaanNya, yang menjamin ketenangan,
kedamaian dan juga kenyamanan bagi para gembalaanNya yang mengikutiNya.
Kita menginginkan ketenangan.
Kita mendambakan kedamaian. Kita mengusahakan kenyamanan. Semua yang kita
lakukan setiap hari tentu didasarkan oleh keinginan untuk menciptakan semua
harapan ini. Dan kepada kita semua, Penginjil Yohanes memberikan satu petunjuk:
mendengarkan, mengikuti dan berada selalu dengan Yesus. Mendengar dan mengikuti
Yesus adalah kata kunci untuk bisa mendapatkan ketenangan dan kenyamanan dalam
hidup, terlebih untuk saat yang sulit dan berat seperti sekarang ini.
Namun bagaimana kita bisa
mendengarkan dan mengikuti Yesus, Sang Gembala, dalam konteks kita saat ini?
Santu Petrus dalam bacaan
Pertama, dalam kotbahnya di hadapan banyak orang, selain memperkenalkan imannya
yang teguh akan Yesus yang dihukum mati oleh penguasa setempat namun bangkit
mulia, menjelaskan secara mendetail apa artinya semua ini: Bertobat dan
memberikan diri untuk dibaptis. Bertobat berarti merubah dan membaharui diri
mengikuti prinsip hidup kristiani yang diajarkan Yesus, Sang Gembala. Langkah
dan arah hidup yang Yesus tunjukkan harus menjadi pedoman hidup harian kita.
Gaya dan prinsip hidup kita pun harus selalu meneladani contoh hidup yang Yesus
tunjukkan. Pembaptisan yang sudah kita terima sejak kecil sudah harus menjadi
landasan untuk bagaimana kita hidup selanjutnya sebagai seorang kristen,
sebagai seorang pengikut Kristus. Pembaptisan kita bukanlah sekedar sebuah
ritual inisiasi namun lebih daripada itu sebuah komitmen hidup yang perlu kita
pegang seumur hidup.
Menjabarkan lebih lanjut
tentang komitmen hidup seorang kristen ini, Santu Petrus dalam suratnya yang
pertama kepada komunitasnya dalam bacaan kedua menjelaskan sekaligus mengakui
besarnya tantangan dalam mengikuti Kristus. Mengikuti Kristus memang tidaklah
gampang, apalagi dalam konteks hidup bersama. Kadang kita melakukan kesalahan
sendiri dan memang pantas mendapatkan kritik atau teguran. Kadang kebaikan dan usaha baik
kita justeru menerima tanggapan yang tak sedap malah ditolak dan disingkirkan
oleh orang lain. Dalam situasi seperti inilah, Santu Petrus menegaskan untuk
tidak berhenti berbuat baik. Kesulitan dan persoalan yang dihadapi dalam konteks hidup bersama tidak sampai membuat kita patah semangat dan atau berhenti untuk berbuat baik. Identitas kristen yang kita terima sejak saat
pembaptisan kita sudah memberikan kepada kita landasan untuk terus berbuat baik
kepada siapa saja dan kapan saja, terlepas dari perlakuan dan tanggapan negatif
yang kita alami. Contoh dan keteladanan Yesus harus menjadi inspirasi bagi kita
untuk terus berbuat baik. Kita harus tetap dan terus saja bermisi.
Memang karya misi haruslah
terus berjalan. Dalam konteks inilah kita semua diajak secara khusus hari ini
untuk mendoakan secara khusus karya misi pewartaan dan misi gereja. Hari ini
dikenal sebagai minggu panggilan sedunia. Tentunya kita mendoakan dan terus
terlibat dalam kampanye untuk menumbuhkan panggilan hidup khusus sebagai imam dan
anggota religius untuk kebutuhan karya pewartaan kasih Tuhan. Akan tetapi, usaha
dan aksi panggilan ini tentu saja tidak boleh menyepelekan satu fakta dasar
bahwa semua kita dipanggil secara khusus oleh Tuhan untuk berbuat baik. Kita
semua sama-sama mengikuti Yesus, sang Gembala kita. Kita semua mendengarkan
suaraNya dan lebih dari itu Dia mengenal siapa kita dan Dialah yang memanggil
kita. Maka tugas kitayang paling utama sekarang adalah mengupayakan agar setiap
kita yang mengenal dan mengikuti suara Yesus sanggup hidup dan mengikuti
teladan Yesus dalam kehidupan praktis. Peran dan aksi harian kita harus selalu
diinspirasi oleh satu kesadaran mendasar bahwa ´saya dipanggil dan dikuduskan
serta diutus oleh Tuhan untuk bermisi´ dalam konteks dasar kehidupan harian
kita. Saatnya kita menjadikan contoh dan teladan hidup kristiani kita sebagai lumbung
yang kaya untuk panggilan hidup khusus sebagai imam, biarawan dan biarawati. Upaya-upaya
kita untuk mengajak dan memotivasi orang untuk memasuki dan menjalani panggilan
hidup khusus tersebut tidak boleh dipisahkan dari usaha untuk menjadikan
keluarga kita sebagai ´seminari´, tempat pertama dan utama pendidikan karakter pribadi
kristen yang sejati yang akan dipoles lebih lanjut dalam proses pembentukan
religius untuk menjadi imam, biarawan atau biarawati.
Semua kita mengikuti Yesus,
sang Gembala yang sama lewat panggilan hidup yang beragam.
Semua kita mendengarkan suara
dan panggilan Yesus dari arah yang berbeda. Namun tujuan dan arah hidup kita
tetaplah sama. Semua kita dipanggil, dikuduskan dan diutus untuk mewartakan
kemuliaan Tuhan lewat contoh hidup kita. Banyak jalan yang bisa kita tempuh
untuk tiba ke Roma... Karena itu, setiap kita perlu berusaha untuk menjamin
agar domba-domba yang lain tidak terpisah dari kawanan yang lain dan tetap
dengan setia dan gembira mengikuti sang Gembala utama...
Do good and be good...
Tuhan memberkati kita
selalu...
Obs.: Pic is taken from the internet...
No comments:
Post a Comment