Saturday, May 2, 2020

Minggu Keempat Paskah 2020: Kita Semua Dipanggil


Tuhanlah gembalaKu...
Lantunan pemazmur yang kita daraskan hari ini menyimpulkan secara mendalam makna pesan spiritual dari bacaan-bacaan hari minggu keempat dalam masa Paskah. Pesan ini lantas memberikan pada kita landasan yang utama untuk memahami secara lebih luas panggilan hidup kita di hari minggu Panggilan ini.
Tuhan tak pernah tidur atau tidak pernah lepas kendali dari kehidupan kita dalam situasi apapun dalam hidup kita. Inilah ungkapan keyakinan yang tersirat dalam nyanyian mazmur tanggapan ini. Dalam bacaan Injil, Penginjil Yohanes secara jelas mengetengahkan kepada kita gambaran profil seorang pemimpin yang sejati, yang penuh tanggung jawab dan dedikasi akan tugas dan perannya. Yesus, dalam pewartaanNya memperkenalkan diri sebagai seorang gembala yang sejati yang memiliki kedekatan yang intim dengan gembalaanNya, yang  menjamin ketenangan, kedamaian dan juga kenyamanan bagi para gembalaanNya yang mengikutiNya.
Kita menginginkan ketenangan. Kita mendambakan kedamaian. Kita mengusahakan kenyamanan. Semua yang kita lakukan setiap hari tentu didasarkan oleh keinginan untuk menciptakan semua harapan ini. Dan kepada kita semua, Penginjil Yohanes memberikan satu petunjuk: mendengarkan, mengikuti dan berada selalu dengan Yesus. Mendengar dan mengikuti Yesus adalah kata kunci untuk bisa mendapatkan ketenangan dan kenyamanan dalam hidup, terlebih untuk saat yang sulit dan berat seperti sekarang ini.
Namun bagaimana kita bisa mendengarkan dan mengikuti Yesus, Sang Gembala, dalam konteks kita saat ini?
Santu Petrus dalam bacaan Pertama, dalam kotbahnya di hadapan banyak orang, selain memperkenalkan imannya yang teguh akan Yesus yang dihukum mati oleh penguasa setempat namun bangkit mulia, menjelaskan secara mendetail apa artinya semua ini: Bertobat dan memberikan diri untuk dibaptis. Bertobat berarti merubah dan membaharui diri mengikuti prinsip hidup kristiani yang diajarkan Yesus, Sang Gembala. Langkah dan arah hidup yang Yesus tunjukkan harus menjadi pedoman hidup harian kita. Gaya dan prinsip hidup kita pun harus selalu meneladani contoh hidup yang Yesus tunjukkan. Pembaptisan yang sudah kita terima sejak kecil sudah harus menjadi landasan untuk bagaimana kita hidup selanjutnya sebagai seorang kristen, sebagai seorang pengikut Kristus. Pembaptisan kita bukanlah sekedar sebuah ritual inisiasi namun lebih daripada itu sebuah komitmen hidup yang perlu kita pegang seumur hidup.
Menjabarkan lebih lanjut tentang komitmen hidup seorang kristen ini, Santu Petrus dalam suratnya yang pertama kepada komunitasnya dalam bacaan kedua menjelaskan sekaligus mengakui besarnya tantangan dalam mengikuti Kristus. Mengikuti Kristus memang tidaklah gampang, apalagi dalam konteks hidup bersama. Kadang kita melakukan kesalahan sendiri dan memang pantas mendapatkan kritik atau teguran. Kadang kebaikan dan usaha baik kita justeru menerima tanggapan yang tak sedap malah ditolak dan disingkirkan oleh orang lain. Dalam situasi seperti inilah, Santu Petrus menegaskan untuk tidak berhenti berbuat baik. Kesulitan dan persoalan yang dihadapi dalam konteks hidup bersama tidak sampai membuat kita patah semangat dan atau berhenti untuk berbuat baik. Identitas kristen yang kita terima sejak saat pembaptisan kita sudah memberikan kepada kita landasan untuk terus berbuat baik kepada siapa saja dan kapan saja, terlepas dari perlakuan dan tanggapan negatif yang kita alami. Contoh dan keteladanan Yesus harus menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berbuat baik. Kita harus tetap dan terus saja bermisi.
Memang karya misi haruslah terus berjalan. Dalam konteks inilah kita semua diajak secara khusus hari ini untuk mendoakan secara khusus karya misi pewartaan dan misi gereja. Hari ini dikenal sebagai minggu panggilan sedunia. Tentunya kita mendoakan dan terus terlibat dalam kampanye untuk menumbuhkan panggilan hidup khusus sebagai imam dan anggota religius untuk kebutuhan karya pewartaan kasih Tuhan. Akan tetapi, usaha dan aksi panggilan ini tentu saja tidak boleh menyepelekan satu fakta dasar bahwa semua kita dipanggil secara khusus oleh Tuhan untuk berbuat baik. Kita semua sama-sama mengikuti Yesus, sang Gembala kita. Kita semua mendengarkan suaraNya dan lebih dari itu Dia mengenal siapa kita dan Dialah yang memanggil kita. Maka tugas kitayang paling utama sekarang adalah mengupayakan agar setiap kita yang mengenal dan mengikuti suara Yesus sanggup hidup dan mengikuti teladan Yesus dalam kehidupan praktis. Peran dan aksi harian kita harus selalu diinspirasi oleh satu kesadaran mendasar bahwa ´saya dipanggil dan dikuduskan serta diutus oleh Tuhan untuk bermisi´ dalam konteks dasar kehidupan harian kita. Saatnya kita menjadikan contoh dan teladan hidup kristiani kita sebagai lumbung yang kaya untuk panggilan hidup khusus sebagai imam, biarawan dan biarawati. Upaya-upaya kita untuk mengajak dan memotivasi orang untuk memasuki dan menjalani panggilan hidup khusus tersebut tidak boleh dipisahkan dari usaha untuk menjadikan keluarga kita sebagai ´seminari´, tempat pertama dan utama pendidikan karakter pribadi kristen yang sejati yang akan dipoles lebih lanjut dalam proses pembentukan religius untuk menjadi imam, biarawan atau biarawati.
Semua kita mengikuti Yesus, sang Gembala yang sama lewat panggilan hidup yang beragam.
Semua kita mendengarkan suara dan panggilan Yesus dari arah yang berbeda. Namun tujuan dan arah hidup kita tetaplah sama. Semua kita dipanggil, dikuduskan dan diutus untuk mewartakan kemuliaan Tuhan lewat contoh hidup kita. Banyak jalan yang bisa kita tempuh untuk tiba ke Roma... Karena itu, setiap kita perlu berusaha untuk menjamin agar domba-domba yang lain tidak terpisah dari kawanan yang lain dan tetap dengan setia dan gembira mengikuti sang Gembala utama...
Do good and be good...
Tuhan memberkati kita selalu...


Obs.: Pic is taken from the internet...

No comments:

Post a Comment