Tuhan adalah Terang dan Keselamatanku….. Demikian Pemazmur dalam perayaan hari ini bernyanyi dan
bermadah dan sekaligus mengundang kita untuk turut bermadah karena karya dan
kebaikan Tuhan yang kita alami sepanjang hidup kita. Minggu kedua masa Prapaska
ini, kita diundang untuk mengikuti undangan Tuhan dan sekaligus dengan
kebebasan penuh kita diajak untuk membuat aliansi, mengikat sebuah tali
perjanjian yang teguh dengan Tuhan dan sekaligus meyatakan kesediaan kita untuk
selalu mengikuti ke mana kita diarahkan dan diutus. Membaca dan merenungkan
semua bacaan pada hari minggu kedua masa puasa tahun ini, ada beberapa pesan
yang perlu kita renungkan dan sekaligus kita bawa sebagai pedoman hidup harian
kita ke depan.
Bacaan pertama (Kej.
15,5-12.17-18) mengetengahkan kepada kita kisah panggilan Abraham dan juga
mengenai janji yang mengikat antara Allah dan Abraham sebagai jaminan aliansi
yang erat dan teguh antara Allah dan Abraham. Allah selalu mengambil inisiatif
untuk mengundang dan mengajak kita untuk turut berpartisipasi dalam rencanaNya.
Undangan Allah kepada kita pun terbersit dalam ajakan Yesus kepada Petrus, Yohanes
dan Yakobus untuk menemaniNya mendaki gunung Tabor, di mana Ia memperlihatkan
keagunganNya, dan juga ajakanNya untuk segera turun gunung, setelah Petrus
menyatakan niatNya untuk menetap di puncak gunung tersebut (Luk. 9,28-36).
Kedua bacaan ini mengingatkan
kita bahwa menempatkan diri sebagai pengikut Kristus, berarti kita harus selalu
bersedia mengikuti arah dan jalan yang Tuhan tentukan kepada kita, di mana,
akhir tujuan utama kita setelah semua ziarah hidup ini adalah keselamatan,
sebagaimana dinyanykan pemazmur. Menempatkan Tuhan sebagai penunjuk jalan kita
berarti, kita dengan bebas menyanggupkan diri untuk mengikatkan diri dalam
rencana dan kehendak Allah, menekuni jalan dan cara hidup sebagai anak Allah
yang autentik, mendengarkan dan mentaati semua yang Ia katakan dan tunjukkan
kepada kita. Kebesaran Yesus yang ditunjukkan kepada para muridNya, sekaligus
menunjukkan makna kedalaman relasi kita (baca, doa) yang terjalin dengan Tuhan.
Kita meyakini bahwa dalam Yesus, kepenuhan hukum (dilambangkan lewat Musa) dan
janji (kehadiran Elias) terpenuhi. Bila kita mengatakan Tuhan adalah terang
jalan kita, berarti kita bersedia mentaati perintah dan rencana Tuhan dan juga
tetap percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah lari atau lalai untuk memenuhi
semua rencana kudusNya kepada dan lewat kita. Dan lebih daripada itu, ketaatan
kepada Tuhan, mengajak kita untuk tidak bersedia turun gunung, kembali ke dalam
realitas hidup kita dan dengan berani dan ceria terus bersaksi tentang kebaikan
Tuhan yang sudah kita temui dan alami dalam keintiman dan kedalaman doa kita.
Dalam usaha menghidupi aliansi
teguh kita dengan Tuhan inilah, Santu Paulus menempatkan diri sebagai panutan
dan contoh hidup yang autentik sebagaimana tertera dalam suratnya kepada umat
di Filipi (3,17-4,1). Dengan tegas Paulus mengajak kita untuk menempatkan
Kristus sebagai pusat acuan hidup kita dan dengan tegas menolak serta
menjauhkan diri dari semua yang sudah pasti menjauhkan kita dari Tuhan. Surat
yang penuh muatan emosional ini sekaligus mengungkapkan kesedihan Paulus
melihat tingkah laku mereka yang melupakan Tuhan danlatau mengantikan Tuhan dengan kemewahan dan kenikmatan dunia.
Akhirnya, saudara dan
saudariku, sekali lagi bernyanyi bersama Pemazmur hari ini, kita ingin terus
dan tetap menjadikan Tuhan sebagai pelita jalan kita dan tujuan hidup atau
keselamatan kita. Untuk itu, kita selalu diminta untuk dengan penuh kebebasan
mengikuti ajakan dan panggilan Tuhan untuk “beralih” (bermisi) dan juga untuk
mendekatkan diri secara total kepada Tuhan. Kesediaan untuk beralih dalam misi
(mencontohi Abraham) dan juga untuk mendaki gunung untuk berdoa (seperti ketiga
rasul) mengharuskan kita untuk bersedia mengikat aliansi kesepakatan dan
ketaatan total pada apa yang dikatakan Tuhan kepada kita. Dan dalam semua ini,
kita perlu bercermin kepada Paulus, yang dengan rendah hati menempatkan diri
sebagai panutan. Pada saat yang sama, kita diajak untuk berhati hati terhadap
semua kemungkinan dan kekuatan yang bisa saja menjauhkan kita dari Tuhan danlatau membuat kita melupakan janji kita
kepadaNya.
Titik-titik refleksi
@Tuhanlah pelita hidup kita
dan jaminan keselamatan kita.
@Tuhan mengajak kita untuk
berpartisipasi dalam misi dan doa
@Pengalaman kedekatan kita
dengan Tuhan harus membawa kita kembali kepada tujuan keberadaan dan kegiatan
kita dalam bermisi
@Paulus, potret seorang murid,
missionaris yang sejati
No comments:
Post a Comment