Pengalaman hidup harian kita membuktikan bahwa hidup ini tidak gampang. semua kita sadari itu. Bahwa hidup ini penuh dengan tantangan, ini sudah menjadi bagian dari hidup. Namun bukan hanya itu. Selain tantangan dan kesulitan, kita juga menyadari sepenuhnya
bahwa hidup ini selalu menyediakan kepada kita
kemungkinan dan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang. Dalam dinamika hidup yang penuh dengan tantangan dan kesempatan inilah, kita dituntun untuk bersikap dan dituntut untuk berani mengambil keputusan. Siapa kita yang sebenarnya dan apa yang kita mau dalam hidup ini lewat keputusan yang selalu kita ambil dengan sendirinya mencerminkan apa yang kita namakan karakter.
Untuk itulah, bacaan-bacaan yang disodorkan kepada kita pada minggu pertama
masa puasa ini mengajak kita untuk melihat dengan cermat karakter diri kita dalam kaitannya dengan pilihan dan keputusan yang selalu kita buat. Di sini kita perlu berhati-hati. Karena, ketika kita dihadapkan dengan
situasi nyata dan diberikan pilihan-pilihan yang masing-masingnya
memiliki konsekuensi tersendiri, karakter diri kita menjadi taruhannya. Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk bercermin pada Yesus yang memilih
apa yang terbaik meski itu harus bertentangan dengan arus dan kebiasaan
umum. Yesus memilih untuk menolak tawaran
yang bertentangan dengan prinsip dan misi yang sedang diembanNya.
Dalam usaha mengikuti apa
yang ditunjukkan oleh Yesus, kita diminta untuk pertama-tama membangun hidup
kita atas landasan iman yang kokoh. Pengakuan Iman yang teguh kepada
Yesus, sebagaimana yang diketengahkan oleh Paulus dalam suratnya kepada umat di
Roma dalam bacaan II hari ini, harus dihidupi secara konkret. Tantangan dan tawaran hidup yang kita hadapi setiap saat sering menuntut kita untuk segera mengambil keputusan. Ketepatan dalam memilihan itu hanya mungkin bisa dibuat, bila kita memiliki dasar yang
kuat sebagai titik pijak yang jelas.
Mengenai dasar pijak ini, bacaan pertama dari Kitab Ulangan, mengisahkan
tentang kebesaran kasih Allah kepada umat pilihanNya dalam segala situasi hidup
mereka. Atas dasar kebaikan dan cinta Allah ini, umat diberi orientasi
bagaimana mematangkan relasi mereka dalam hidup harian mereka dan terutama
dalam ritual keagamaan. Yang ditekankan di sini adalah bukti kebaikan dan
kebesaran Allah yang menjadi landasan untuk kehidupan mereka selanjutnya.
Dengan kata lain, lewat relasi yang baik dengan Tuhan, kita sanggup membangun dasar iman yang kokoh dan dengan sadar dan leluasa memilih yang terbaik, bukan hanya untuk diri kita, namun juga untuk sesama dan demi kemuliaan Tuhan ketika dihadapkan dengan sekian banyak kemungkinan dan tawaran. Dengan panduan ini, kita lalu melihat semua kenyataan hidup kita, tantangan dan kesulitan hidup setiap hari sebagai kesempatan emas untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya (karakter diri kita). Semoga amal dan doa kita di masa puasa ini menjadi lebih bermakna lagi lewat usaha mempertahankan karakter diri kita sebagai anak-anak Allah
Dengan kata lain, lewat relasi yang baik dengan Tuhan, kita sanggup membangun dasar iman yang kokoh dan dengan sadar dan leluasa memilih yang terbaik, bukan hanya untuk diri kita, namun juga untuk sesama dan demi kemuliaan Tuhan ketika dihadapkan dengan sekian banyak kemungkinan dan tawaran. Dengan panduan ini, kita lalu melihat semua kenyataan hidup kita, tantangan dan kesulitan hidup setiap hari sebagai kesempatan emas untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya (karakter diri kita). Semoga amal dan doa kita di masa puasa ini menjadi lebih bermakna lagi lewat usaha mempertahankan karakter diri kita sebagai anak-anak Allah
Titik-titik refleksi:
1. Dasar pijak kehidupan kita: pengalaman dengan Allah
2. Pilihan dan keputusan yang kita buat mencerminkan karakter diri kita
yang sebenarnya
3. Bijaksanalah dalam berpikir: “Be careful of your thoughts, for
your thoughts become your words. Be careful of your words, for your words
become your actions. Be careful of your actions, for your actions become your
habits. Be careful of your habits, for your habits become your character. Be
careful of your character, for your character becomes your destiny.”
No comments:
Post a Comment