Friday, December 7, 2012

Minggu I Adven - 2012: Menjadi Simbol Pengharapan

Bacaan:
Yer.  33: 14 - 16
I Tes. 3: 12 - 4:2
Luk. 21: 25-28; 34 - 36

Hari ini Gereja Katolik sejagad membuka lagi lembaran kalender baru untuk tahun liturgi 2013. Dengan fokus utama bacaan Injilnya pada Injil Lukas, Gereja tetp mengundang dan memotivasi umat Tuhan untuk mempersiapkan dirinya menyambut perayaan Natal 2012.
Natal, sudah merupakan sebuah moment indah bagi setiap insan. Natal selalu saja merupakan moment yang ditunggu dan dipersiapkan dengan sangat antusias oleh setiap insan beriman. Mengisi dan memaknai persiapan itu, bacaan-bacaan suci yang disuguhkan oleh gereja dalam kalender liturgi 2013 ini memberikan beberapa petuah dan indikasi bagaimana mempersiapkan dan memaknai persiapan itu dalam tataran iman dan realisasinya dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.
Hari ini, sebagai pecan pertama, lilin pertama dalam lingkaran adven, simbol persiapan kita mulai dinyalakan. Mengambil hikmah bacaan-bacaan hari ini, lilin pertama ini juga memberikan pesan-pesan bermakna bagaimana tahapan persiapan kita sebagai umat beriman bisa dibuat. Dalam terang bacaan-bacaan itu, kita boleh menamakan, lilin pertama ini sebagai LILIN HARAPAN
Bacaan Injil dan bacaan pertama menekankan pentingnya aspek ini dalam kehidupan seorang umat Tuhan. Dalam bacaan Injil, Lukas, Sang Penginjil, mengetengahkan peringatan Yesus kepada murid-muridNya, ketika Ia menggambarkan situasi yang bakal terjadi. “Matahari tak akan bersinar, bintang-bintang akan berguguran, langit akan runtuh dan seterusnya...” Menyikapi ini, Yesus justeru menguatkan hati para pengikutNya dan juga kita untutk tidak perlu takut. “Bangkitlah dan tegakkanlah kepalamu, karena penyelamatanmu sudah dekat,” demikian Yesus menegaskan. Perkataan Yesus ini perlu kita lihat sebagai dasar untuk pengharapan kita. Pengharapan yang dengan sendirinya harus menghilangkan rasa takut dan bimbang, ragu dan resah dalam hati kita.
Perkataan Yesus yang membangkitkan harapan ini juga dapat dilihat dari janji yang dikemukakan Allah kepada umat pilihanNya lewat Yeremias, Sang Nabi Allah, ketika Ia menjanjikan untuk mendatangkan ‘benih keadilan’ kepada umatNya yang sedang dilanda keresahan dan kesusahan. 
Harapan akan pemenuhan janji Tuhan ini sudah dengan sendirinya menumbuhkan HARAPAN yang mendalam dalam hati setiap orang yang mendengarnya. Harapan itu sudah pasti perlu dipelihara dan dijaga dengan cara yang tepat. Yesus sendiri memberikan jalan bagaimana aspek harapan ini perlu dijaga, melalui doa dan kesediaan untuk terus berjaga-jaga. Doa memungkinkan kita menjadi lebih dekat dan akrab dengan Tuhan sementara kesiagaan untuk berjaga memungkinkan kita untuk tidak terjebak dalam mentalitas yang suka menunda.
Menghidupi aspek harapan ini lebih lanjut, Santu Paulus dalam suratnya kepada umat di Tesalonika, dalam bacaan kedua, mengundang dan meminta setiap pengikut Tuhan untuk menjaga keharmonisan di antara mereka dengan mencontohi cara hidupnya. Setiap pengikut Tuhan, harus sanggup menjadi agen pembawa harapan bagi sesamaNya, lewat solidaritas yang dibina di atas landasan kehidupan bersama yang harmonis, yang menjadikan Tuhan sebagai pusat perhatian utama dalam karya dan kata mereka.
Semoga masa Adven ini, setiap kita sanggup menyumbangkan diri, melalui kata dan perbuatan, untuk menjadi lilin pembawa cahaya pengharapan bagi siapa saja yang sedang dirundung masalah, agar sanggup melihat karya dan kasih Tuhan di dalam hidupNya.

Point-point dasar untuk refleksi:
1.       Harapan iman dan tantangan hidup
2.       Pentingnya doa dalam hidup sebagai alat peneguh harapan kristen
3.       Pentingnya peran kita sebagai pembangkit harapan dalam hidup sesama  lewat praktek hidup bersama yang didasarkan atas cinta dan kasih kristiani.

No comments:

Post a Comment