Yer. 33: 14 - 16
I Tes. 3: 12 - 4:2
Luk. 21: 25-28; 34 - 36
Hari ini Gereja Katolik
sejagad membuka lagi lembaran kalender baru untuk tahun liturgi 2013. Dengan
fokus utama bacaan Injilnya pada Injil Lukas, Gereja tetp mengundang dan
memotivasi umat Tuhan untuk mempersiapkan dirinya menyambut perayaan Natal
2012.
Natal, sudah merupakan sebuah moment indah bagi
setiap insan. Natal selalu saja merupakan moment yang ditunggu dan dipersiapkan
dengan sangat antusias oleh setiap insan beriman. Mengisi dan memaknai
persiapan itu, bacaan-bacaan suci yang disuguhkan oleh gereja dalam kalender
liturgi 2013 ini memberikan beberapa petuah dan indikasi bagaimana
mempersiapkan dan memaknai persiapan itu dalam tataran iman dan realisasinya
dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.
Hari ini, sebagai pecan
pertama, lilin pertama dalam lingkaran adven, simbol persiapan kita mulai
dinyalakan. Mengambil hikmah bacaan-bacaan hari ini, lilin pertama ini juga
memberikan pesan-pesan bermakna bagaimana tahapan persiapan kita sebagai umat
beriman bisa dibuat. Dalam terang bacaan-bacaan itu, kita boleh menamakan,
lilin pertama ini sebagai LILIN HARAPAN
Bacaan Injil dan bacaan
pertama menekankan pentingnya aspek ini dalam kehidupan seorang umat Tuhan.
Dalam bacaan Injil, Lukas, Sang Penginjil, mengetengahkan peringatan Yesus
kepada murid-muridNya, ketika Ia menggambarkan situasi yang bakal terjadi. “Matahari tak akan bersinar,
bintang-bintang akan berguguran, langit akan runtuh dan seterusnya...” Menyikapi
ini, Yesus justeru menguatkan hati para pengikutNya dan juga kita untutk tidak
perlu takut. “Bangkitlah dan tegakkanlah kepalamu, karena penyelamatanmu sudah
dekat,” demikian Yesus menegaskan. Perkataan Yesus ini perlu kita lihat sebagai
dasar untuk pengharapan kita. Pengharapan yang dengan sendirinya harus
menghilangkan rasa takut dan bimbang, ragu dan resah dalam hati kita.
Perkataan Yesus yang membangkitkan harapan ini
juga dapat dilihat dari janji yang dikemukakan Allah kepada umat pilihanNya
lewat Yeremias, Sang Nabi Allah, ketika Ia menjanjikan untuk mendatangkan
‘benih keadilan’ kepada umatNya yang sedang dilanda keresahan dan
kesusahan.
Harapan akan pemenuhan janji Tuhan ini sudah
dengan sendirinya menumbuhkan HARAPAN yang mendalam dalam hati setiap orang
yang mendengarnya. Harapan itu sudah pasti perlu dipelihara dan dijaga dengan
cara yang tepat. Yesus sendiri memberikan jalan bagaimana aspek harapan ini
perlu dijaga, melalui doa dan kesediaan untuk terus berjaga-jaga. Doa
memungkinkan kita menjadi lebih dekat dan akrab dengan Tuhan sementara
kesiagaan untuk berjaga memungkinkan kita untuk tidak terjebak dalam mentalitas
yang suka menunda.
Menghidupi aspek harapan ini lebih lanjut,
Santu Paulus dalam suratnya kepada umat di Tesalonika, dalam bacaan kedua,
mengundang dan meminta setiap pengikut Tuhan untuk menjaga keharmonisan di
antara mereka dengan mencontohi cara hidupnya. Setiap pengikut Tuhan, harus
sanggup menjadi agen pembawa harapan bagi sesamaNya, lewat solidaritas yang
dibina di atas landasan kehidupan bersama yang harmonis, yang menjadikan Tuhan
sebagai pusat perhatian utama dalam karya dan kata mereka.
Semoga masa Adven ini, setiap kita sanggup
menyumbangkan diri, melalui kata dan perbuatan, untuk menjadi lilin pembawa
cahaya pengharapan bagi siapa saja yang sedang dirundung masalah, agar sanggup
melihat karya dan kasih Tuhan di dalam hidupNya.
Point-point dasar untuk refleksi:
1.
Harapan
iman dan tantangan hidup
2. Pentingnya
doa dalam hidup sebagai alat peneguh harapan kristen
3. Pentingnya
peran kita sebagai pembangkit harapan dalam hidup sesama lewat praktek hidup bersama yang didasarkan
atas cinta dan kasih kristiani.
No comments:
Post a Comment