Friday, December 7, 2012

Minggu II Adven 2012: Menjadi Alat Tuhan bagi Sesama

Bacaan:
Bar. 5: 1 - 9
Flp. 1: 4 -6.8 - 11
Luk. 3 : 1 - 6
Saudara-saudariku yang terkasih.
Hari ini kita memasuki pekan kedua masa adven. Penantian sudah pasti merupakan suatu moment yang menarik. Penantian kadang membawa kita pada sebuah titik yang menguji kemampuan kita mengontrol diri dalam kesabaran. Penantian juga bisa menjadi ajang untuk menguji dan membuktikan kesetiaan hati kita. Kesabaran, sering menjadi titik lemah dari kebanyakan kita. Lantaran tidak sabar, kita sering mengambil sebuah keputusan drastis yang lalu merugikan diri sendiri. Kesabaran dalam hal ini selalu berarti kesediaan untuk memperpanjang masa penantian ini meski kita tidak tahu kapan penantian itu akan berakhir. Menantikan sesuatu yang pasti akan tiba, namun tanpa kejelasan waktu sudah pasti membutuhkan kerelaan untuk berkorban, kesediaan untuk tetap berjaga hingga kapan pun. Hanyalah mereka yang bersedia bertahan hingga titik akhir, akan mengatakan dan menceritakan indahnya kehidupan di saat kebersamaan itu terjalin di ujung batas penantian yang dibuat.
Hari ini, di hari minggu ke-2 masa adven ini, bacaan-bacaan yang disuguhkan menceritakan kepada kita apa artinya kesabaran dalam penantian dan juga menyadarkan kita akan tugas dan panggilan kita untuk menjadi sumber kekuatan dan ketenangan bagi mereka yang menanti. Di sini, peran Yohanes Pembaptis menjadi cermin dan contoh bagi kita semua.
Yohanes Pembaptis hari ini mewartakan tentang kehadiran Sang Mesias yang telah lama dinantikan oleh umat Allah, yang mungkin sudah tiba pada titik kejenuhan. Yohanes muncul sekalian untuk menggemakan pesan Allah bahwa apa yang mereka nantikan telah tiba. Apa yang dijanjikan dalam Bacaan Pertama hari ini, ketika Nabi Barukh menyerukan pesan kedamaian dan ketenangan, kebahagiaan dan keceriaan hidup yang buah karya Allah di tengah mereka. Barukh mengundang umat kesayangan Tuhan untuk segera keluar dari persoalan yang mengungkungnya dan menyambut karya penyelamatan Allah tersebut. Persoalan dan kesulitan hidup sudah menjadi tak berarti karena kehadiran dan karya Allah yang besar di tengah-tengah mereka.
Menggemakan sekali lagi pesan pengharapan Barukh ini, Yohanes Pembaptis mengundang umat Tuhan untuk mempersiapkan diri menyambut kehadiran Sang Mesias. Yohanes dan Barukh menjadi alat Tuhan, mengundang dan memotivasi umat untuk tetap bertahan dalam penantian, memperpanjang kesabarannya dan teguh dalam kesetiaan, hingga titik penghujung. Mereka menjadi simbol pengharapan bagi umat, membantu dan memotivasi umat Tuhan untuk tetap bertahan dalam iman dan pengharapan akan Tuhan. Yang pasti, Dia yang menjanjikan semua itu lewat hamba-hambaNya tidak pernah akan mengingkari. Yang dibutuhkan dari kita hanyalah kesabaran untuk menanti dipandu dengan kesetiaan kita yang total padaNya.
Peran Yohanes dan Barukh ini lalu juga turut dijelaskan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Di sini, Paulus memberikan sebuah teladan yang patut kita contohi, memotivasi umatNya untuk hidup dalam persaudaraan dan terus mendoakan mereka. Dia ingin agar umat pilihan Tuhan ini bertumbuh dalam persaudaraan yang erat dan keteguhan serta kesetiaan iman yang total kepada Tuhan.
Nabi Barukh, Paulus dan Yohanes, mengundang kita saudara-saudariku, agar kita sanggup menjadi agen yang membangkitkan harapan dan kebahagiaan dalam hidup orang lain. Kita ini hanyalah alat Tuhan, yang dipanggil, dipilih dan diurapi untuk mewartakan kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup bersama.
Semoga kata dan tindakan kita, menjadi contoh yang membangkitkan iman dan membantu membawa pesan harapan dan keteguhan iman bagi mereka yang lagi dilanda kesulitan hidup.

Point-point untuk refleksi:
1.       Pentingnya keteguhan dalam iman dalam mengarungi hidup.
2.   Peran kita sebagai alat Tuhan dalam hidup bersama. Semoga kata dan cara hidup kita menjadi sumber inspirasi agar semakin banyak orang mendekatkan diri pada Tuhan dan menghadirkan Tuhan dalam kebersamaan kita

No comments:

Post a Comment